Rabu, 17 Oktober 2012

KARYA TULIS ILMIAH 1 BIOSUPLEMEN PROBIOTIK UNTUK SUKSESKAN NTB BSS


BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Setelah sukses dengan gelar NTB sebagai “Bumi Gora”dan swasembada beras pada tahun 1980-an kini pemerintah Nusa Tenggara Barat di tahun 2008 lalu, telah mencanangkan NTB sebagai “Bumi Sejuta Sapi” sehingga NTB merupakan wilayah pengembangan peternakan “Sapi” untuk meningkatkan ekonomi, daya beli, kesehatan, kecerdasan, dan kesejahteraan masyarakatnya.
Maju mundurnya dunia peternakan sangat tergantung pada peran serta kita dalam menangani dunia peternakan itu sendiri. Peternakan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, dituntut untuk berbuat yang mengacu pada upaya bagaimana cara menangani, mengembangkan dan membudidayakan ternak, sehingga dengan demikian ternak dapat berhasil guna dan berdaya guna. 
Peternakan sapi merupakan salah satu bidang agro industri yang berperan dalam pembangunan nasional. Namun, banyak kendala yang sering dialami oleh para peternak sapi lokal,diantaranya adalah rendahnya tingkat pertambahan bobot badan, tingkat pertumbuhan sapi, dan panjangnya jarak beranak sapi. Ketiga faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh efisiensi konversi pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kendala tersebut sekarang dapat diatasi dengan mengintroduksikan suatu Biosuplemen Probiotik ke dalam pakan konsentrat.
Informasi dari karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca, agar dapat mendorong perubahan peternakan sapi yang lebih baik, sehingga dapat mendukung terciptanya Nusa Tenggara Barat menjadi ”Bumi Sejuta Sapi”.
1.2 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana cara mengurangi dan mencegah kendala yang terjadi dalam peningkatan produktivitas ternak sapi?
  2. Bagaimana mekanisme kerja biosuplemen probiotik?
  3. Apa manfaat penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat, khususnya bagi ternak sapi?
  4. Bagaimana peluang usaha probiotik di Indonesia?
  5. Bagaimana teknik-teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan probiotik yang dapat menguntungkan industri pakan dan para peternak?

1.3 Tujuan Penulisan

Karya tulis ini bertujuan untuk :
  1. Mengetahui bagaiman penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat dan mekanisme kerjanya,
  2. Mengetahui manfaat penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat, khususnya ternak sapi,
  3. Mengetahui bagaimana potensi kebutuhan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat di Indonesia, serta analisis usaha ternak sapi yang menggunakan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat.






1.4 Manfaat Penulisan

Karya tulis ini memiliki manfaat sebagai berikut :
  1. Sebagai media informasi bagi masyarakat peternak sapi bahwa telah ada terobosan baru yang bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas sapi yaitu  biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat,
  2. Sebagai media pembelajaran untuk dapat lebih memahami biosuplemen probiotik dan bagaimana mekanisme kerjanya,
  3. Mengetahui teknik-teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat, khususnya ternak sapi,
  4. Memberi informasi mengenai peluang usaha probiotik di Indonesia.















BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Bogor, Jabar, probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak. Mikroba itu mampu menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi optimum untuk pencernaan pakan, dan meningkatkan efisiensi konversi pakan. Zat nutrisi pakan pun menjadi mudah diserap.
Manfaat lain adalah meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit penyebab penyakit tertentu. Pada akhirnya probiotik dapat meningkatkan produksi daging maupun susu.
Di pasaran, kita mengenal beberapa bioteknologi probiotik yang sudah lama beredar seperti Starbio, Bioplus, dan Biosuplemen. Beragam formula itu menawarkan beberapa kelebihan yang berbeda (http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=114011 December 2007).
Probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak, karena menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan sehingga memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi ternak, meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit pathogen tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi susu atau daging (http://portal.bppt.go.id).
Probiotik tergolong dalam makanan fungsional, di mana bahan makanan ini mengandung komponen-komponen yang dapat meningkatkan kesehatan ternak dengan cara memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran pencernaan ternak. Sebagai pengganti antibiotik nutritionist merekomendasikan peternak menggunakan probiotik sebagai bahan aditif.
Selain itu probiotik merupakan mikro-organisme yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ternak tanpa mengakibatkan terjadinya proses penyerapan komponen probiotik dalam tubuh ternak, sehingga tidak terdapat residu dan tidak terjadinya mutasi pada ternak.
Mekanisme kerja probiotik yakni pada saat ternak mengalami stres, keseimbangan mikro-organisme dalam saluran pencernaan terganggu, mengakibatkan sistem pertahanan tubuh menurun dan bakteri-bakteri pathogen berkembang dengan cepat. Pemberian probiotik dapat menjaga keseimbangan komposisi mikro-organisme dalam sistem pencernaan ternak berakibat meningkatnya daya cerna bahan pakan dan menjaga kesehatan ternak. Probiotik juga dapat meningkatkan kekebalan (immunity), mencegah alergi makanan dan kanker (colon cancer).
Manfaat pemberian probiotik adalah sebagai bahan aditif ditunjukkan dengan meningkatnya ketersediaan lemak dan protein bagi ternak, di samping itu probiotik juga meningkatkan kandungan vitamin B kompleks melalui fermentasi makanan.
Pengaruh probiotik berdasarkan beberapa penelitian yang berkaitan dengan pemberian probiotik terhadap pakan ternak yang telah banyak dilakukan yaitu pemberian Lactobacillus acidophilus pada pakan ternak meningkatkan pertambahan berat badan sapi dan efesiensi makanan, sementara tingkat kematian ternak sapi menurun dari 7,5 persen menjadi 1,5 persen akibat pemberian probiotik.
Di samping bakteri, fungsi juga digunakan sebagai probiotik. Saccharomyces cerevisiea dan Aspergillus oryzae merupakan jenis fungi yang banyak digunakan dalam pakan ternak. Saccharomyces cerevisiea mempunyai karakteristik khusus dalam pakan ternak karena kemampuannya memproduksi asam glutamat yang dapat meningkatkan palatability dari pakan tersebut. Berbeda dengan bakteri, fungsi merupakan mikro-organisme yang mempunyai tingkat resisten yang tinggi dan dapat hidup pada kondisi yang kurang menguntungkan, di samping itu juga fungsi mudah dikembang biakkan (http://www.ppi-goettingen.de/mimbar/kliping/probiotik.html)


















BAB III
METODE PENULISAN
           
            Penulisan karya tulis ini yaitu dengan metode analisis data, dan pada penulisan karya tulis ini data-data yang digunakan berasal dari data-data sekunder yang diperoleh dari artikel, brosur dan bacaan-bacaan dari internet mengenai informasi dunia peternakan.





















BAB IV
PEMBAHASAN

Banyak kendala yang banyak dialami oleh para peternak sapi lokal,diantaranya adalah rendahnya tingkat pertambahan bobot badan, tingkat pertumbuhan sapi, dan panjangnya jarak beranak sapi. Ketiga faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh efisiensi konversi pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kendala tersebut sekarang dapat diatasi dengan mengintroduksikan suatu Biosuplemen Probiotik ke dalam pakan konsentrat.
Probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak, karena menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan, sehingga memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi ternak, meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit pathogen tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi susu atau daging (http://portal.bppt.go.id).
Biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat yaitu menambahkan probiotik dalam pakan konsentrat dengan komposisi atau dosis tertentu sesuai kebutuan ternak. Beberapa penelitian mengenai Biosuplemen probiotik ini telah banyak dilakukan.
 Hasil kajian yang telah dilakukan pada ternak mampu menaikkan produksi susu 15-20 % dan produksi daging 20 %, sehingga menekan biaya produksi. Pengujian biosuplemen probiotik PSc. terhadap sapi potong di Jawa Barat memberikan pertambahan kenaikan produksi daging mencapai 0,43 Kg per ekor per hari pada sapi Brahman Cross. Sedangkan pada sapi perah memberikan kenaikan produksi susu mencapai 15 % dari produksi normal per ekor per hari pada sapi FH.
Pengujian biosuplemen probiotik PSc. kombinasi dengan Bioplus terhadap sapi potong di Jawa Barat memberikan kenaikan calving rate 50 % yaitu dari rata-rata 1,5 menjadi 1 per ekor per tahun atau dari rata-rata 2 ekor anakan dalam 3 tahun menjadi 3 ekor anakan dalam 3 tahun pada sapi jenis Peranakan Ongol. Probiotik Untuk Sapi Biotek-BPPT telah memproduksi biosuplemen probiotik kultur tunggal Saccharomyces cerevisiae (PSc) dan telah diuji pada beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Hasil pengujian menunjukkan respon yang positif terhadap pertumbuhan ternak sapi, peningkatan produksi susu antara 10-15 % dan peningkatan produksi daging mencapai 20 %. Komposisi Biosuplemen Probiotik PSc terdiri dari : Mikroba Sc : 5.2 x 1011, Protein : 13-15 %, Karbohidrat : 32-35 %, Lemak : 5-10 %, Mineral dan Vitamin 1-2 %.
Dosis untuk sapi perah : 1,5 + 2,5 kg per ton pakan konsentrat, sedangkan sapi potong : 2 + 3 kg per ton pakan konsentrat. Adapun mekanisme kerjanya yaitu Psc mengontrol bakteri dalam saluran pencernaan sehingga mikroflora saluran pencernaan menjadi seimbang, merangsang produksi enzim yang diperlukan untuk pencernaan pakan ternak sehingga memudahkan proses penyerapan zat nutrisi, merangsang peningkatan nafsu makan ternak sehingga dapat meningkatkan kesehatan ternak dan produksi susu ataupun daging.
Sejauh ini belum dilaporkan efek negatif dari penggunaan PSc. Yeast Culture (YC) yang diproduksi perusahaan Diamond V. dari Amerika mengandung Saccharomyces cerevisiae yang ditumbuhkan pada media : ground yellow corn, hominy feed, corn gluten feed, wheat middlings, rye middlings, diastatic malt and corn syrup, and cane molasses. Analisa sampel YC menunjukan komposisi : crude protein 14 %, crude lemak 2,5 %, crude serat kasar 8 %, vitamin dan mineral antara lain : Vitamins Per Lb. Thiamin 5.0 mg Riboflavin 3.0 mg Pyidoxine 4.0 mg Vitamin B12 6.0 ug Minerals Calcium (Ca) 0.30 % Phosphorus (P) 0.70 % Magnesium (Mg) 0.10 % Per Lb. Manganese (Mn) 25.0 mg Iron (Fe) 60.0 mg Cobalt (Co) 0.9 mg Pasar Probiotik Beberapa jenis probiotik produksi Korea (CYC), produksi Amerika (YC, Diamond V), dan produksi beberapa negara lain seperti Inggris serta Thailand bisa ditemukan di pasar peternakan Indonesia. Tetapi data tentang captive market probiotik di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Namun demikian melalui beberapa metoda pendekatan dapat diproyeksikan kebutuhan pasar potensial probiotik di Indonesia
Kebutuhan daging sapi nasional rata-rata per tahun mencapai 350 ribu ton, sedangkan produksi daging sapi nasional baru mencapai 34 ribu ton (± 10%) yang dipenuhi dari peternakan rakyat (sapi lokal). Kekurangan produksi daging nasional sekitar 90 % dipenuhi dari peternakan perusahaan (feedlotter) yang menggunakan sapi bakalan impor yang rata-rata per tahun mencapai 350 ribu ekor (ditjennak, 1999). Jumlah tersebut dari tingkat konsumsi daging per kapita masyarakat Indonesia yang masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging per kapita negara berkembang maupun negara maju.
Peluang untuk usaha probiotik masih terbuka lebar  di Indonesia, karena pengembangan usaha peternakan sapi potong akan membuka pasar probiotik di masa depan. Potensi pasar usaha penggemukan ternak sapi potong di Indonesia masih terbuka luas mengingat kebutuhan daging sapi masih sangat kurang. Menurut data Asosiasi Pedagang Daging dan Feedlotter Indonesia (Apfindo), setiap tahun diimpor sapi bakalan dari Australia sekitar 300 ribu ekor dengan nilai sekitar 1,5 triliun rupiah untuk digemukan dan dipotong di Indonesia atau di ekspor kembali ke negara lain seperti Arab Saudi, Singapura, Malaysia dan Filipina. Mengingat populasi sapi di Indonesia yang masih rendah sekitar 12 juta ekor, impor sapi sebesar 300 ribu akan dapat meningkatkan populasi ternak sapi di Indonesia sebesar 600 ribu. Pengiriman ternak sapi bakalan terbesar masuk ke wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini karena kebutuhan pemotongan ternak sapi yang cukup tinggi untuk ketiga wilayah tersebut di atas. Untuk DKI Jakarta pemotongan tahun 1998 mencapai 177.381 ekor sedangkan Jawa Barat sebanyak 367.486 ekor dan Jawa Timur mencapai 480.397 ekor. Sebagian besar ternak didatangkan dari luar jawa termasuk propinsi NTB dan NTT disamping dari Australia.
Dari data populasi ternak sapi, jumlah ternak sapi potong di Indonesia sekitar 12 juta ekor dan ternak sapi perah sekitar 176 ribu ekor. Berdasarkan data-data tersebut diatas bisa diproyeksikan potensi kebutuhan probiotik untuk ternak sapi. Proyeksi potensi kebutuhan probiotik untuk kedua jenis ternak tersebut bisa mencapai 22.500 ton per tahun yang setara dengan nilai $ US 73 juta.
Dari jumlah tersebut, pasar yang dapat disuplai produksi probiotik lokal sekitar 3.327 ton per tahun. Investasi Industri Probiotik Mengingat kebutuhan probiotik untuk saat ini maupun masa-masa yang akan datang guna memacu produktivitas ternak sapi lokal yang makin meningkat maka kiranya perlu dijajagi kemungkinan mendirikan usaha industri probiotik lokal. Hal tersebut disamping bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi lokal juga dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan riset produk probiotik agar bisa diterima di manca negara.
Biotek-BPPT saat ini sudah mampu memproduksi Biosuplemen Probiotik tunggal skala lab. yang hanya mencapai 5 ton per tahun. Peningkatan kapasitas produksi probiotik Biotek dapat ditingkatkan hingga mencapai 200 ton/tahun. Untuk itu diperlukan investasi tambahan sekitar Rp2.000.000.000,- yang akan dipergunakan untuk membangun plant produksi probiotik, packing dan sarana distribusi produk.
Harga produk PSc. yang ditawarkan saat ini Rp20.000,-. Keunggulan PSc. produksi Biotek-BPPT dibanding CYC dari Korea adalah harga yang lebih kompetitif dengan hasil daya kerja yang relatif sama. Sedangkan keunggulannya PSC dibanding YC produksi Amerika adalah jumlah dosis pemakaian yang relatif lebih kecil.
Begitu besarnya manfaat penggunaan mikro-organisme sebagai bahan aditif pakan ternak, pada saat ini industri pakan di berbagai negara sedang mengembangkan teknik pembudidayaan jenis-jenis bakteri, jamur dan protozoa, yang dikemas dalam bentuk pakan ternak untuk diperjualbelikan.
Penggunaan probiotik di masyarakat sudah tidak asing lagi. Sebetulnya para peternak tidak ada yang keberatan, bahkan merasa cocok dan diuntungkan dengan pemakaian Probiotik. Hanya terkadang beberapa pekerja kandang merasa memperoleh tambahan pekerjaan yaitu harus mencampur probiotik dengan pakan.
Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya dalam penggunaan probiotik dan metode pemberiannya yang mudah agar tidak membingungkan dan merepotkan para peternak. Selain itu teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan probiotik, yakni dengan mengadakan penyuluhan atau ikut serta dengan para penyuluh lapangan sebulan sekali, pertemuan di balai desa dengan anggota kandang kelompok dan praktik langsung di lapangan. Teknik tersebut dapat memudahkan komunikasi dan penyampaian keluhan dan dapat mendistribusikan langsung probiotik-probiotik tersebut kepada agen-agen penjualan di berbagai desa sehingga memudahkan peternak untuk mendapatkan probiotik tersebut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari permasalahan di atasdapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Cara mengurangi dan mencegah kendala yang terjadi dalam peningkatan produktivitas ternak sapi yaitu dengan mengintroduksikan suatu biosuplemen probiotik ke dalam pakan konsentrat.
  2. Biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat yaitu menambahkan probiotik dalam pakan konsentrat dengan komposisi atau dosis tertentu sesuai kebutuan ternak.
  3. Mekanisme kerja Biosuplemen probiotik (Psc) yaitu mengontrol bakteri dalam saluran pencernaan sehingga mikroflora saluran pencernaan menjadi seimbang, merangsang produksi enzim yang diperlukan untuk pencernaan pakan ternak sehingga memudahkan proses penyerapan zat nutrisi, merangsang peningkatan nafsu makan ternak sehingga dapat meningkatkan kesehatan ternak dan produksi susu ataupun daging.
  4. Investasi industri probiotik masih terbuka lebar mengingat kebutuhan probiotik untuk saat ini makin meningkat maka kiranya perlu dijajagi kemungkinan mendirikan usaha industri probiotik lokal.
  5. Teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan probiotik di masyarakat adalah dengan mengadakan penyuluhan atau ikut serta dengan para penyuluh lapangan sebulan sekali, pertemuan di balai desa dengan anggota kandang kelompok dan praktik langsung di lapangan.

Saran

  1. Penggunaan probiotik perlu terus ditingkatkan agar dapat meningkatkan produktivitas ternak sapi.
  2. Bila produktivitas ternak sapi mampu ditingkatkan, maka dapat mendorong tercipta dan suksesnya NTB BSS.






















DAFTAR PUSTAKA




http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=114011 December 2007



PROPOSAL SMD UNRAM 2011 KOMODITI ITIK


PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia merupakan bangsa yang masih dalam masa transisi (perkembangan) untuk menuju ke arah kemajuan dan mengejar ketertinggalan dari bangsa-bangsa maju. Untuk menncapai hal tersebut diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat tercapai dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi tinggi yang berasal dari tumbuhan maupun hewan. Daging dan telur adalah makanan berprotein tinggi yang berasal dari ternak unggas misalnya itik. Itik adalah kelompok unggas air (water fowl) yang merupakan unggas pedaging dan petelur. Masyarakat menilai kualitas daging itik tidak berbeda dengan ayam dan unggas lainnya. Begitu pula dengan kualitas telur itik yang memiliki komposisi gizi yang lebih lengkap karena kebiasaan makan dan bahan makanannya yang lebih beragam bila dibandingkan dengan unggas lainnya.
Sub sektor peternakan dengan komoditas ternak unggas memegang posisi yang cukup penting dalam memajukan ekonomi di Pulau Lombok, karena berfungsi ganda yakni sebagai itik petelur dan itik pedaging. Selain itu, ternak unggas memiliki periode produksi yang lebih singkat bila dibandingkan dengan ternak besar. Dalam rangka mendukung kebijakan pemerintah dalam upaya pemenuhan kebutuhan daging nasional, maka kami Kelompok Tani Ternak Itik ”Tunas Kasih” mengajukan proposal pengembangan itik lokal dan bersedia mengikuti peraturan yang ditetapkan penyandang dana dengan harapan apabila usaha pemeliharaan itik berkembang, maka akan terjadi integritas bisnis yang potensial.
            Salah satu manfaat dari kegiatan ini diharapkan akan dapat menumbuh kembangkan usaha lainnya seperti pengembangan sentra pembibitan ternak itik dan pengolahan hasilnya yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta penciptaan lapangan kerja baru.

B.Tujuan dan Sasaran
Diharapkan dengan adanya program Sarjana Membangun Desa dapat membangun kemandirian masyarakat dan meningkatkan agribisnis pemeliharaan itik di Kelompok Tani Ternak Itik ”Tunas Kasih” dan masyarakat sekitar.
Secara khusus tujuan pengembangan agribisnis pemeliharaan itik dikelompok ini adalah :
1.      Membuka lapangan kerja dan mengurangi pengangguran.
2.      Mendorong perkembangan usaha peternakan berwawasan agribisnis.
3.      Meningkatkan pengetahuan peternak tentang bagaimana sistem pemeliharaan itik dari sistem tradisional ke sistem yang berbasis pada teknologi tepat guna dan intensif.
4.      Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para peternak.
2. Sasaran Kegiatan
  1. Peternak yang telah masuk dan terdaftar menjadi anggota kelompok tani ternak itik “Tunas Kasih “
  2. Masyarakat Lingkungan Gontoran Barat Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya yang memiliki kemauan dan semangat yang tinggi untuk mengembangkan usaha peternakan.
























POTENSI YANG DIMILIKI KELOMPOK TANI
1.    Potensi Sumber Daya Manusia (SDM)
Potensi SDM anggota kelompok adalah berpengalaman, terampil, dan memiliki minata yang tinggi dalam usaha pengembangan ternak itik lokal karena telah beternak itik selama bertahun-tahun dan menggantungkan hidup dari hasil ternak itik. Kelompok ternak itik “Tunas Kasih” beranggotakan orang 28 orang dengan susunan pengurus sebagai berikut :
Ketua                 : Sahmin
Sekretaris           : M. Amin
Bendahara         : Salihin
Anggota             : 25 orang
Saat ini, anggota kelompok selain menggantungkan hidupnya dari hasil beternak itik juga memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dari upah buruh tani, buruh bangunan, buruh pasar, dan tukang ojek sehingga peran istri dan anak sangat membantu dalam memelihara ternak itik mereka.

2.    Potensi Sumber Daya Alam (SDA)
Kelompok Ternak Itik “Tunas Kasih” berlokasi di Lingkungan Gontoran Barat Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram dengan potensi Sumber Daya Alam (SDA) sebagai berikut :
1.      Letak Geografis :
Wilayah Kecamatan Sandubaya secara administratif terdiri atas tujuh kelurahan, Kelurahan Selagalas, Bertais, Mandalika, Turida, Babakan, Dasan Cermen, dan Abian Tubuh Baru. Ketujuh wilayah kelurahan tersebut merupakan daerah dataran rendah ketinggian 16 m dpl, dan memiliki kondisi serta potensi yang hampir sama.
Pusat Ordinat Kecamatan Sandubaya terletak diantara 116o04 - 116 o10 BT dan 08o33 - 08o38 LS dengan batas wilayah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara      : Kecamatan Cakranegara
b. Sebelah Selatan   : Kecamatan Labuapi
c. Sebelah Timur      : Kecamatan Narmada
d. Sebelah Barat      : Kecamatan Mataram

2.      Biofisik
a.      Karakteristik Iklim
Pada umumnya wilayah Kecamatan Sandubaya beriklim tropis yang menurut klasifikasi Schmidt dan Ferguson termasuk tipe C, D, E dan F. Berdasarkan data curah hujan selama 5 tahun terakhir (tahun 2006 - 2010) rata-rata bulan basah sebanyak lima bulan dan bulan kering sebanyak tujuh bulan.
b.      Karakteristik Lahan
Jenis lahan di wilayah Kecamatan Sandubaya didominasi oleh jenis regosol, sedangkan sisanya adalah aluvial dengan pH tanah antara 6,5 – 7,0 dengan rata-rata kemiringan kurang dari 8 % dan ketinggian dari permukaan laut adalah 15 meter. Karakteristik lahan di Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya adalah pH tanah antara 6,5 – 7,0 dengan ketinggian tempat 12 – 24 meter, kemiringan lahan adalah 8%, jenis tanah regosol dan drainase yang baik.
c.       Komoditi Peternakan dan Pertanian
Peternakan
Tabel Populasi Ternak Itik di Kecamatan Sandubaya
No.
Kelurahan
Populasi Ternak itik (Ekor)
1.
Dasan Cermen
2.786
2.
Bertais
1.103
3.
Babakan
370
4.
Selagalas
360
5.
Turida
246
6.
Mandalika
104
7.
Abian Tubuh Baru
91
Sumber : Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram (2010)







Pertanian
Tabel Produksi Komoditi Tanaman Pangan

No.
Komoditi
Luas Tanam
(Ha)
Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Ton)
1.
Padi
1.246,60
1.197
7.864
2.
Jagung
44,40
42,60
145
3.
Kedelai
344,20
330,40
469
4.
Kacang Tanah
176,50
169,44
272
5.
Kacang Hijau
33
31,68
33
Sumber : Data Monografi WKPP Kecamatan Sandubaya (2010)

3.    Kelembagaan Tani
Jenis Dan Jumlah Kelembagaan
a.      Lembaga Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian Tahun 2010 di Kelurahan Bertais sebagai berikut :
- Koptan /Gapoktan          : 1
- Kios Saprodi                   : 2
- BRI Unit Desa                : 1
- Pasar                               : 1
- Unit Pembinaan Ikan Air Tawar : 1
b.      Kelompok Tani dan Kelas Kelompok yang ada di Kelurahan Bertais adalah :
- Pemula                : 4 Kelompok
- Lanjut                 : 3 Kelompok
- Madya                 : 1 Kelompok
c.       Keberadaan Kelompok Tani, Kelompok Wanita Tani dan Pengolahan Hasil di Kelurahan Bertais adalah :
- Pangan                : 4 Kelompok
- Ternak                 : 2 Kelompok
- Ikan                     : 2 Kelompok
- KWT/ Pengolahan Hasil : 1 Kelompok


4.    Populasi Ternak Dalam Kelompok
Ternak yang diusahakan untuk dikembangkan saat ini adalah ternak itik sebanyak 300 ekor yang merupakan milik anggota kelompok. Pengembangan usaha khususnya untuk itik petelur.

5.    Fasilitas
Fasilitas, sarana dan prasarana yang dimiliki kelompok adalah :
a.       Lahan tempat pengembangan usaha peternakan itik seluas 2 are yang disewa oleh anggota kelompok.
b.      Terdapat satu buah kolam ikan dengan diameter 6 meter untuk mendukung pemeliharaan itik.
c.       Kandang kolektif peternakan itik saat ini, memiliki kandang sebanyak 3 unit yang masing-masing dimiliki anggota kelompok untuk tempat aktifitas usaha pengembangan ternak itik.

6.    Peluang Pasar
            Permintaan pasar terhadap telur itik semakin meningkat seiring dengan banyak bermunculan usaha industri rumah tangga seperti usaha telur asin dan produk kue olahan yang berbahan dasar telur itik. Selain itu, harga telur itik yang terjangkau oleh semua kalangan membuat telur itik memiliki peluang pasar yang besar. Potensi wilayah yang strategis yakni dekat dengan Pasar Mandalika dan Terminal Bertais, maka peluang untuk memasarkan telur dan daging itik dalam berbagai produk yang siap dikonsumsi juga cukup besar yaitu dengan membuka kios produk olahan itik atau membuat warung/ rumah makan menjalin kerja sama dengan kios Saprodi.

7. Permasalahan
            Ada beberapa permasalahan yang sering dihadapi oleh anggota kelompok usaha dalam upaya pengembangan usaha pemeliharaan ternak itik lokal yaitu:
  1. Peluang untuk mengembangkan usaha sangatlah besar, namun tidak di dukung oleh modal yang dimiliki.
  2. Sistem beternak masyarakat yang masih tradisional, sehingga perlu adanya inovasi dengan menerapkan sistem yang berbasis pada teknologi tepat guna dan intensif.


RENCANA USAHA KELOMPOK (RUK) ITIK PETELUR LOKAL

No.
Uraian
Perincian Perhitungan
Jumlah (Rp.)
Volume
Harga
A.
DANA KELOMPOK
227.244.000
Pengadaan Ternak Itik Petelur Lokal
1.
Pembelian ternak itik dewasa siap produksi (Indukan)
2.800 ekor
55.000
154.000.000
Kebutuhan Untuk Pemeliharaan Itik Petelur Lokal
2.
Perbaikan kandang
28 unit
191.071
5.350.000
3.
Penyediaan pakan
1 paket
20.000.000
20.000.000
4.
Pakan tambahan
1 paket
18.000.000
18.000.000
5.
Obat-obatan
1 paket
3.500.000
3.500.000
6.
Sewa lahan 1 tahun
1 unit
8.500.000
8.500.000
7.
Pelatihan
1 paket
4.594.000
4.594.000
8.
Kas Kelompok
1 paket
1.500.000
1.500.000
9.
Administrasi kelompok
1 paket
1.000.000
1.000.000
10.
Mesin tetas
2 unit
2.000.000
4.000.000
11.
Jenset/ generator
1 unit
2.800.000
2.800.000
12.
Mesin penggiling jagung
1 unit
2.000.000
2.000.000
13.
Mesin penggiling daging
1 unit
2.000.000
2.000.000

B.

DANA OPERASIONAL PELAKSANA

18.000.000
1.
Pengembangan kelembagaan
12 bulan
1.500.000
18000.000

TOTAL DANA KELOMPOK DAN DANA OPERASIONAL PELAKSANA

Rp. 245.244.000
           
Kelompok Tani Ternak Itik “Tunas Kasih”                Sarjana Membangun Desa
Ketua                                                              (SMD)


              (       Sahmin         )                                        (    Ria Harmayani, S. Pt   )
RENCANA ANGGARAN BELANJA (RAB) ITIK PETELUR LOKAL

No.
Uraian
Perincian Perhitungan
Jumlah (Rp.)
Volume
Harga
A.
DANA KELOMPOK
227.244.000
Pengadaan Ternak Itik Petelur Lokal
1.
Pembelian ternak itik dewasa siap produksi (Indukan)
2.800 ekor
55.000
154.000.000
Kebutuhan Untuk Pemeliharaan Itik Petelur Lokal
2.
Perbaikan kandang
5.350.000
Asbes
88 lembar
40.000
3.520.000
Bambu
240 batang
7.000
1.680.000
Paku
15 kg
10.000
150.000
3.
Penyediaan pakan
20.000.000
Dedak
10.000 kg
2.000
20.000.000
4.
Pakan tambahan
18.000.000
Ikan kapal
30.000 kg
600
18.000.000
5.
Obat-obatan
1 paket
3.500.000
3.500.000
6.
Sewa lahan 1 th
1 unit
8.500.000
8.500.000
7.
Pelatihan
4.594.000
Uang saku peserta
(28 orang x 2 hari)
56 oh
30.000
1.680.000
Honor pengajar (4 orang x 2 hari)
8 oh
50.000
400.000
Buku tulis peserta
28 buah
3.000
84.000
Pulpen peserta
28 buah
2.500
70.000
Konsumsi peserta
(28 orang x 2 kali x 2 hari)
112 okh
10.000
1.120.000
Konsumsi pengajar
(4 orang x 2 kali x 2hari)
16 okh
15.000
240.000
Administrasi dan akomodasi panitia
1 paket
1.000.000
1.000.000
8.
Kas Kelompok
1 paket
1.500.000
1.500.000
9.
Administrasi kelompok
1.000.000
Buku kelengkapan kelompok
15 buah
20.000
300.000
Papan pelang
1 unit
600.000
700.000
10.
Mesin tetas
2 unit
2.000.000
4.000.000
11.
Jenset/ generator
1 unit
2.800.000
2.800.000
12.
Mesin penggiling jagung
1 unit
2.000.000
2.000.000
13.
Mesin penggiling daging
1 unit
2.000.000
2.000.000

B.

DANA OPERASIONAL PELAKSANA

18.000.000
1.
Pengembangan kelembagaan
12 bulan
1.500.000
18000.000

JUMLAH DANA KELOMPOK DAN DANA OPERASIONAL PELAKSANA

245.244.000

Kelompok Tani Ternak Itik “Tunas Kasih”                Sarjana Membangun Desa
Ketua                                                              (SMD)


              (       Sahmin         )                                        (    Ria Harmayani, S. Pt   )


















ANALISA USAHA TERNAK ITIK PETELUR
A.  Pendapatan Kelompok
No.
Uraian
Volume
Harga satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1.
Penjualan telur itik segar per tahun
750.000 butir
1.100
825.000.000
2.
Penjualan telur asin per tahun
90.000 butir
1.500
135.000.000
3.
Penjualan itik afkir pertahun
840 ekor
30.000
25.200.000
Jumlah Pendapatan Kelompok Per Tahun
985.200.000

B.  Pengeluaran Kelompok
No.
Uraian
Volume
Harga Satuan (Rp)
Jumlah (Rp)
1.
Pembelian dedak per tahun
149.324 kg
1600
238.918.400
2.
Pembelian ikan kapal per tahun
4.600 kg x 28
500
50.400.000
3.
Pembelian itik dewasa pertahun
70 ekor x 28
50000
112.000.000
4.
Obat-obatan dan mineral pertahun
6 sachet x 28
6000
1.008.000
5.
Sewa lahan pertahun
1 unit
8.500.000
Jumlah Pengeluaran Kelompok Per Tahun
410.826.400

C. Total Keuntungan Kelompok Per Tahun
Jumlah Pendapatan Kelompok Per Tahun                                 : Rp. 985.200.000
Jumlah Pengeluaran Kelompok Per Tahun                                : Rp. 410.826.400
Jadi Total Keuntungan Kelompok Per Tahun adalah        : Rp. 574.373.600











RENCANA KEGIATAN

A.          Persiapan
Sebelum pelaksanaan kegiatan dimulai perlu adanya persiapan baik berupa struktur organisasi dan kepengurusan kelompok, perbaikan dan kelengkapan buku administrasi kelompok tani ternak serta penyusunan peraturan kelompok.

B.           Penentuan Calon Peternak Penerima Bantuan
1.      Peternak terdaftar sebagai anggota kelompok tani/ternak.
2.      Sanggup memenuhi peraturan dan ketentuan yang ditetapkan oleh kelompok tani atau pemberi bantuan modal.

C.          Perbaikan Kandang
Kelompok tani ternak itik ”Tunas Kasih” telah memiliki kandang sebanyak 3 unit dengan ukuran masing-masing 5x6 meter, tetapi perlu dilakukan perbaikan agar kenyamanan ternak menjadi lebih terjaga sehingga akan menunjang kesehatan ternak yang pada akhirnya akan meningkatkan produksi ternak.

D.          Seleksi dan Pembelian Indukan
1.      Untuk mendapatkan indukan yang berkualitas dibutuhkan seleksi oleh calon peternak dan SMD.
2.      Pembelian indukan dilakukan secara transparan dan dilakukan secara bersama-sama antara pelaksana teknis dan peternak dalam rangka transaksi pembelian indukan, sehingga diperoleh kepuasan diantara penjual dan pembeli.

E.           Pelaksanaan
Pembelian indukan serta pemeliharaan itik akan dilaksanakan setelah ada realisasi dana dari Pihak Pemberi Dana.
F.            Pengembangan Usaha Ternak Itik Petelur Lokal
Pengembangan usaha ternak itik selanjutnya, kelompok tani ternak itik ”Tunas Kasih” akan membentuk industri rumah tangga yang mampu memproduksi aneka kue dan berbagai macam olahan dari telur itik, membentuk pembibitan itik dan penggemukan itik pedaging.
G.           Pengembangan Kemitraan Dan Pemasaran Hasil Usaha Ternak Itik Petelur Lokal
Mengembangkan kemitraan dan menjalin kerjasama dengan Koperasi Tani Ternak di Kota Mataram. Telur itik memiliki aspek pasar yang luas mulai dari pasar tradisional, warung-warung nasi, penjual bakso, penginapan, lesehan, rumah makan, restoran, hingga pasar modern yang ada di kota besar. Semua komponen pasar tersebut berpotensi menjadi target pemasaran daging dan telur itik. Pemasaran hasil usaha ternak itik petelur ini didukung oleh letak usaha ternak yang strategis, dimana lokasinya dekat dengan jalan raya, warung dan lesehan, pasar Mandalika, Terminal Mandalika, Pasar Selagalas dan Pasar. Kegiatan pemasaran itik dan telurnya dilaksanakan secara transparan dengan semua anggota kelompok ternak.
H.          Pendapatan dan Pola Bagi Hasil
Tingkat keuntungan yang diperoleh diperuntukan untuk kesejahteraan peternak sebesar 70 % dan untuk menambah modal sebesar 30 % dari keuntungan (pada tahun pertama). Pada tahun ke dua dan berikutnya tingkat keuntungan yang diperoleh diperuntukan untuk kesejahteraan peternak sebesar 70 %, untuk penambahan modal sebesar 20 % dan 10 % untuk insentif pelaksana teknis (SMD).

I.             Rencana Pengembangan Kelompok
Pengembangan usaha beternak itik akan dikelola dengan manajemen agribisnis dimana anggota kelompok akan mengelola usaha dengan tujuan untuk mengoptimalkan pendapatan melalui hal-hal sebagai berikut :
-  Pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan anggota kelompok dalam melaksanakan rencana yang telah ditetapkan dalam musyawarah.
-  Manajemen pemeliharaan akan diperhatikan seperti kesehatan, pemeliharaan indukan, pemberian pakan, jenis dan variasi pakan, penanganan kandang dan limbah.
-  Pemasaran hasil ternak itik dengan menambah jalinan kerja sama untuk pengembangan usaha.
-  Mengembangkan pola peternakan terpadu dengan pertanian.


J.            Pola Pemeliharaan Ternak Itik Petelur Lokal
Itik yang dipelihara pada awal kegiatan adalah itik indukan yang siap bertelur (umur 4-5 bulan). Telur yang diproduksi itulah yang akan dimanajemen yaitu 20% produksi telur akan diolah menjadi telur asin dan 80% prosuksi telur akan dijual dalam bentuk telur segar. Periode produksi telur dalam setahunnya adalah 3 kali.

K.          Pelaporan
SMD beserta pengurus kelompok tani ternak itik ”Tunas Kasih” akan melakukan pelaporan secara rutin tentang kegiatan-kegiatan yang telah terlaksana baik kepada anggota, Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan Kota Mataram dan pihak-pihak terkait untuk mengetahui perkembangan kelompok.























PENUTUP

Permasalahan kekurangan daging dan telur yang masih dihadapi pemerintah Indonesia sampai saat ini, akan dapat teratasi apabila ditindak lanjuti dengan menggulirkan program-program yang dapat menunjang peningkatan produksi ternak. Salah satunya yakni dengan program percepatan swasembada daging asal unggas dan inovasi pengolahan telur yang akan dilaksanakan ditingkat kelompok tani ternak sebagai salah satu ujung tombak pembangunan pertanian dan peternakan yang dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
            Harapan kami semoga proposal usaha pengembangan ternak itik lokal ini mendapat dukungan dari pemerintah melalui penyaluran dana bantuan untuk pengadaan ternak itik pada Kelompok Tani Ternak Itik ”Tunas Kasih” dalam rangka peningkatan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat, penciptaan lapangan pekerjaan serta mengurangi angka pengangguran Sarjana Peternakan dan Kedokteran Hewan.


                                                                                                             Wassalam,
                                                                                                  Sarjana Membangun Desa


        Ria Harmayani, S.Pt













SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK ITIK “TUNAS KASIH ”
LINGKUNGAN GONTORAN BARAT KELURAHAN BERTAIS
KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM
Pembina / pelindung Penasehat :
1. Kepala Dinas Peternakan  Provinsi NTB
      2. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan Kota Mataram
      3. Camat Sandubaya
      4. Lurah Bertais
5. PPL WKPP Pendamping
      6. Kepala Lingkungan Gontoran Barat

Sarjana Membangun Desa      : Ria Harmayani, S.Pt
Ketua                                      : Sahmin
Sekretaris                                : M. Amin
Bendahara                               : Salihin
Seksi-seksi:
1.Keswan                       : Imah
2.Kandang                     : Hasan Basri
3.Pakan                          : Munawir
4.Pemasaran                   : Suhaimi
5.Keamanan                   : Mahisam












KELOMPOK TANI TERNAK ITIK “TUNAS KASIH ”
LINGKUNGAN GONTORAN BARAT KELURAHAN BERTAIS
KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM
Daftar Nama Anggota Dan Kepemilikan Ternak Itik
No.

Nama

Jabatan

Kepemilikan Ternak Itik (Ekor)
1.
Sahmin
Ketua
15
2.
M. Amin
Sekretaris
10
3.
Salihin
Bendahara
10
4.
Imah
Seksi Keswan
12
5.
Suhaimi
Seksi Pemasaran
10
6.
Hasan Basri
Seksi Kandang
12
7.
Munawir
Seksi Pakan
12
8.
Mahisam
Seksi Keamanan
10
9.
Sahnim
Anggota
10
10.
Midah
Anggota
11
11.
Satria F.
Anggota
12
12.
Sari Sukti
Anggota
10
13.
M. Haolah
Anggota
8
14.
Haerul Fahmi
Anggota
12
15.
Bahmin
Anggota
10
16.
Jaini
Anggota
7
17.
Zaenal Abidin
Anggota
6
18.
Multazam
Anggota
12
19.
Muliadi
Anggota
10
20.
Salnah
Anggota
10
21.
Rawilis
Anggota
5
22.
Sanusi
Anggota
10
23.
Redi
Anggota
6
24.
Rinase
Anggota
10
25.
Sahar
Anggota
5
26.
Deris
Anggota
10
27.
Nurmah
Anggota
5
28.
Mahyudin
Anggota
5
Jumlah Ternak Itik Dalam Kelompok “Tunas Kasih”
265
.
                        Mengetahui                                                     Ketua Kelompok Tani Ternak
            PPL WKPP Kelurahan Bertais                                               “Tunas Kasih”



                Ahmad Marzuki                                                                       Sahmin      
                                                                            


SURAT PERNYATAAN
PENGUKUHAN KELOMPOK TANI TERNAK ITIK ”TUNAS KASIH ”
LINGKUNGAN GONTORAN BARAT KELURAHAN BERTAIS
KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM
Nomor:
            Yang bertanda tangan dibawah ini Lurah Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram menerangkan dengan sebenarnya bahwa:
            Setelah memperhatikan prosedur pembentukan kelompok tani ternak yang dilakukan oleh Petugas Penyuluh Pertanian Lapangan, kami memberikan pengukuhan kepada Kelompok Tani Ternak Itik ”Tunas Kasih” Lingkungan Gontoran Barat Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram pada tanggal 30 November 2010 dengan jumlah anggota orang, dengan susunan pengurus terdiri dari :
            Ketua              : Sahmin
            Sekretaris        : M. Amin
            Bendahara       : Salihin
            Pemberian piagam pengukuhan dimaksudkan untuk menjadi pendorong anggota Kelompok Tani Ternak untuk terus mengembangkan diri dan sekaligus sebagai identitas kelompok.

                                                                                    Bertais, 27 Maret 2011                                                                                                                  Lurah Bertais
                                                                  
                                                                                                      











PROFIL CALON SMD

A.  Latar Belakang Pendidikan
Sarjana Pendamping Kelompok Tani Ternak Itik ”Tunas Kasih” Lingkungan Gontoran Barat Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram, Ria Harmayani, S.Pt merupakan lulusan Sarjana Peternakan Universitas Mataram tahun 2011. Latar belakang pendidikan ”Cumlaude”.
B.  Latar Belakang Organisasi
a.       Sekretaris Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak (HMJ INMT) Fakultas Peternakan Universitas Mataram Tahun 2008-2009.
b.      Anggota Himpunan Mahasiswa Pengembang Peneliti dan Pengkaji Ilmu-ilmu Peternakan (HMP3IP) Fakultas Peternakan Universitas Mataram Tahun 2007-2009.
c.       Anggota Aktif HMJ INMT Fakultas Peternakan Universitas Mataram Tahun 2009-2011.
d.      Anggota Dewan Perwakilan Mahasiswa (DPM) Fakultas Peternakan Universitas Mataram Tahun 2010-2011.

C.  Latar Belakang Pengalaman Kerja
a.         Bekerja di PT. Nusa Consultants sebagai petugas survey dan verifikasi serta validasi pendataan calon penerima paket LPG tabung 3 kg di Provinsi Nusa Tenggara Barat tahun 2011.
b.        Bekerja di Bimbingan Belajar dan Les Private “Cerdas”, Mataram. Periode September 2009 – Januari 2011 sebagai pengajar pada les private untuk SD kelas I, III dan IV untuk semua bidang studi.
c.         Produsen telur asin “Atrium” tahun 2007 – 2010.

D.  Visi dan Misi
Visi : Terwujudnya Kelompok Ternak Unggas ”Pade Makmur” yang maju, berkembang dan sejahtera.
Misi : a. Peningkatan kemampuan anggota dalam manajemen usaha peternakan unggas,    khususnya itik lokal.
b.  Peningkatan pemanfaatan sumber daya yang efektif dan efisien dalam rangka peningkatan agribisnis peternakan.
c.  Peningkatan inovasi produk olahan asal daging itik dan telur itik.

PROFIL KELOMPOK TERNAK ITIK

1.    Nama Kelompok    :           Tunas Kasih   
2.    Alamat                    :
Lingkungan            :           Gontoran Barat
Kelurahan               :           Bertais
Kecamatan             :           Sandubaya
Kota                       :           Mataram
Propinsi                  :           Nusa Tenggara Barat
3.    Tanggal Berdiri      :           30 November 2010
4.    Tempat Operasional           :           Kandang Kolektif Semi Intensif
5.    Status                                 :           Sewa

Manajemen Kelompok
1.    Pengelola    :           Organisasi
Pembina      :           1.Kepala Dinas Peternakan  Provinsi NTB
2. Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Kelautan Kota Mataram
3. Lurah Bertais
4. Kepala Lingkungan Gontoran Barat
2.    Pengurus     :
a. SMD                   : Ria Harmayani, S. Pt.
b. Ketua                              : Sahmin                     
c. Sekertaris            :  M.Amin
d. Bendahara          : Salihin

         Penyusun,
                                                                                   

                                                                                                Ria Harmayani, S.Pt

SUSUNAN PENGURUS KELOMPOK TANI TERNAK ITIK “TUNAS KASIH ”
LINGKUNGAN GONTORAN BARAT KELURAHAN BERTAIS
KECAMATAN SANDUBAYA KOTA MATARAM

Seksi Pemasaran
Suhaimi
 
Seksi Kandang
Hasan Basri

 
 





























KATA PENGANTAR

            Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan kemudahan dalam penyusunan Proposal Usaha Pengembangan Ternak Itik Lokal oleh kelompok tani ternak “Tunas Kasih ” Lingkungan Gontoran Barat Kelurahan Bertais Kecamatan Sandubaya Kota Mataram.
Cara beternak masyarakat yang masih dilakukan secara tradisional dan masih merupakan usaha sampingan perlu ditingkatkan menjadi usaha kelompok yang berbasis agribisnis. Sehingga nantinya usaha beternak itik menjadi sumber penghasilan utama. Oleh karena itu, untuk mewujudkan hal tersebut perlu adanya dukungan baik dana maupun bimbingan yang dilakukan oleh pemerintah atau pihak yang berkepentingan dan memiliki kepedulian untuk memajukan usaha peternakan.
            Kegiatan ini juga akan terlaksana melalui pemberdayaan kelompok tani ternak yang melakukan usaha pengembangan ternak itik dimana jiwa gotong royong dan kerjasama dikalangan masyarakat dapat ditingkatkan kembali, sehingga tujuan akhir kegiatan ini yaitu terciptanya kesejahteraan dan meningkatnya pendapatan petani dapat tercapai.
            Demikian proposal ini kami susun semoga mendapat respon yang positif. Semoga Bapak juga dapat memberikan bantuan dana bimbingan kepada kelompok kami.

Hormat kami,
Sarjana Membangun Desa

                  Ria Harmayani, S.Pt