Rabu, 17 Oktober 2012

KARYA TULIS ILMIAH 1 BIOSUPLEMEN PROBIOTIK UNTUK SUKSESKAN NTB BSS


BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang

Setelah sukses dengan gelar NTB sebagai “Bumi Gora”dan swasembada beras pada tahun 1980-an kini pemerintah Nusa Tenggara Barat di tahun 2008 lalu, telah mencanangkan NTB sebagai “Bumi Sejuta Sapi” sehingga NTB merupakan wilayah pengembangan peternakan “Sapi” untuk meningkatkan ekonomi, daya beli, kesehatan, kecerdasan, dan kesejahteraan masyarakatnya.
Maju mundurnya dunia peternakan sangat tergantung pada peran serta kita dalam menangani dunia peternakan itu sendiri. Peternakan sebagai pelaku utama dalam pembangunan, dituntut untuk berbuat yang mengacu pada upaya bagaimana cara menangani, mengembangkan dan membudidayakan ternak, sehingga dengan demikian ternak dapat berhasil guna dan berdaya guna. 
Peternakan sapi merupakan salah satu bidang agro industri yang berperan dalam pembangunan nasional. Namun, banyak kendala yang sering dialami oleh para peternak sapi lokal,diantaranya adalah rendahnya tingkat pertambahan bobot badan, tingkat pertumbuhan sapi, dan panjangnya jarak beranak sapi. Ketiga faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh efisiensi konversi pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kendala tersebut sekarang dapat diatasi dengan mengintroduksikan suatu Biosuplemen Probiotik ke dalam pakan konsentrat.
Informasi dari karya tulis ini diharapkan dapat memberikan informasi dan tambahan pengetahuan bagi para pembaca, agar dapat mendorong perubahan peternakan sapi yang lebih baik, sehingga dapat mendukung terciptanya Nusa Tenggara Barat menjadi ”Bumi Sejuta Sapi”.
1.2 Rumusan Masalah

  1. Bagaimana cara mengurangi dan mencegah kendala yang terjadi dalam peningkatan produktivitas ternak sapi?
  2. Bagaimana mekanisme kerja biosuplemen probiotik?
  3. Apa manfaat penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat, khususnya bagi ternak sapi?
  4. Bagaimana peluang usaha probiotik di Indonesia?
  5. Bagaimana teknik-teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan probiotik yang dapat menguntungkan industri pakan dan para peternak?

1.3 Tujuan Penulisan

Karya tulis ini bertujuan untuk :
  1. Mengetahui bagaiman penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat dan mekanisme kerjanya,
  2. Mengetahui manfaat penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat, khususnya ternak sapi,
  3. Mengetahui bagaimana potensi kebutuhan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat di Indonesia, serta analisis usaha ternak sapi yang menggunakan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat.






1.4 Manfaat Penulisan

Karya tulis ini memiliki manfaat sebagai berikut :
  1. Sebagai media informasi bagi masyarakat peternak sapi bahwa telah ada terobosan baru yang bermanfaat dalam meningkatkan produktivitas sapi yaitu  biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat,
  2. Sebagai media pembelajaran untuk dapat lebih memahami biosuplemen probiotik dan bagaimana mekanisme kerjanya,
  3. Mengetahui teknik-teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat, khususnya ternak sapi,
  4. Memberi informasi mengenai peluang usaha probiotik di Indonesia.















BAB  II
TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Balai Penelitian Ternak (Balitnak), Bogor, Jabar, probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak. Mikroba itu mampu menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi optimum untuk pencernaan pakan, dan meningkatkan efisiensi konversi pakan. Zat nutrisi pakan pun menjadi mudah diserap.
Manfaat lain adalah meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit penyebab penyakit tertentu. Pada akhirnya probiotik dapat meningkatkan produksi daging maupun susu.
Di pasaran, kita mengenal beberapa bioteknologi probiotik yang sudah lama beredar seperti Starbio, Bioplus, dan Biosuplemen. Beragam formula itu menawarkan beberapa kelebihan yang berbeda (http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=114011 December 2007).
Probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak, karena menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan sehingga memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi ternak, meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit pathogen tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi susu atau daging (http://portal.bppt.go.id).
Probiotik tergolong dalam makanan fungsional, di mana bahan makanan ini mengandung komponen-komponen yang dapat meningkatkan kesehatan ternak dengan cara memanipulasi komposisi bakteri yang ada dalam saluran pencernaan ternak. Sebagai pengganti antibiotik nutritionist merekomendasikan peternak menggunakan probiotik sebagai bahan aditif.
Selain itu probiotik merupakan mikro-organisme yang dapat meningkatkan pertumbuhan dan efisiensi pakan ternak tanpa mengakibatkan terjadinya proses penyerapan komponen probiotik dalam tubuh ternak, sehingga tidak terdapat residu dan tidak terjadinya mutasi pada ternak.
Mekanisme kerja probiotik yakni pada saat ternak mengalami stres, keseimbangan mikro-organisme dalam saluran pencernaan terganggu, mengakibatkan sistem pertahanan tubuh menurun dan bakteri-bakteri pathogen berkembang dengan cepat. Pemberian probiotik dapat menjaga keseimbangan komposisi mikro-organisme dalam sistem pencernaan ternak berakibat meningkatnya daya cerna bahan pakan dan menjaga kesehatan ternak. Probiotik juga dapat meningkatkan kekebalan (immunity), mencegah alergi makanan dan kanker (colon cancer).
Manfaat pemberian probiotik adalah sebagai bahan aditif ditunjukkan dengan meningkatnya ketersediaan lemak dan protein bagi ternak, di samping itu probiotik juga meningkatkan kandungan vitamin B kompleks melalui fermentasi makanan.
Pengaruh probiotik berdasarkan beberapa penelitian yang berkaitan dengan pemberian probiotik terhadap pakan ternak yang telah banyak dilakukan yaitu pemberian Lactobacillus acidophilus pada pakan ternak meningkatkan pertambahan berat badan sapi dan efesiensi makanan, sementara tingkat kematian ternak sapi menurun dari 7,5 persen menjadi 1,5 persen akibat pemberian probiotik.
Di samping bakteri, fungsi juga digunakan sebagai probiotik. Saccharomyces cerevisiea dan Aspergillus oryzae merupakan jenis fungi yang banyak digunakan dalam pakan ternak. Saccharomyces cerevisiea mempunyai karakteristik khusus dalam pakan ternak karena kemampuannya memproduksi asam glutamat yang dapat meningkatkan palatability dari pakan tersebut. Berbeda dengan bakteri, fungsi merupakan mikro-organisme yang mempunyai tingkat resisten yang tinggi dan dapat hidup pada kondisi yang kurang menguntungkan, di samping itu juga fungsi mudah dikembang biakkan (http://www.ppi-goettingen.de/mimbar/kliping/probiotik.html)


















BAB III
METODE PENULISAN
           
            Penulisan karya tulis ini yaitu dengan metode analisis data, dan pada penulisan karya tulis ini data-data yang digunakan berasal dari data-data sekunder yang diperoleh dari artikel, brosur dan bacaan-bacaan dari internet mengenai informasi dunia peternakan.





















BAB IV
PEMBAHASAN

Banyak kendala yang banyak dialami oleh para peternak sapi lokal,diantaranya adalah rendahnya tingkat pertambahan bobot badan, tingkat pertumbuhan sapi, dan panjangnya jarak beranak sapi. Ketiga faktor tersebut antara lain dipengaruhi oleh efisiensi konversi pakan untuk tumbuh dan berkembang biak. Kendala tersebut sekarang dapat diatasi dengan mengintroduksikan suatu Biosuplemen Probiotik ke dalam pakan konsentrat.
Probiotik adalah mikroba hidup dalam media pembawa yang menguntungkan ternak, karena menciptakan keseimbangan mikroflora dalam saluran pencernaan sehingga menciptakan kondisi yang optimum untuk pencernaan pakan dan meningkatkan efisiensi konversi pakan, sehingga memudahkan dalam proses penyerapan zat nutrisi ternak, meningkatkan kesehatan ternak, mempercepat pertumbuhan, memperpendek jarak beranak, menurunkan kematian pedet, dan memproteksi dari penyakit pathogen tertentu sehingga dapat meningkatkan produksi susu atau daging (http://portal.bppt.go.id).
Biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat yaitu menambahkan probiotik dalam pakan konsentrat dengan komposisi atau dosis tertentu sesuai kebutuan ternak. Beberapa penelitian mengenai Biosuplemen probiotik ini telah banyak dilakukan.
 Hasil kajian yang telah dilakukan pada ternak mampu menaikkan produksi susu 15-20 % dan produksi daging 20 %, sehingga menekan biaya produksi. Pengujian biosuplemen probiotik PSc. terhadap sapi potong di Jawa Barat memberikan pertambahan kenaikan produksi daging mencapai 0,43 Kg per ekor per hari pada sapi Brahman Cross. Sedangkan pada sapi perah memberikan kenaikan produksi susu mencapai 15 % dari produksi normal per ekor per hari pada sapi FH.
Pengujian biosuplemen probiotik PSc. kombinasi dengan Bioplus terhadap sapi potong di Jawa Barat memberikan kenaikan calving rate 50 % yaitu dari rata-rata 1,5 menjadi 1 per ekor per tahun atau dari rata-rata 2 ekor anakan dalam 3 tahun menjadi 3 ekor anakan dalam 3 tahun pada sapi jenis Peranakan Ongol. Probiotik Untuk Sapi Biotek-BPPT telah memproduksi biosuplemen probiotik kultur tunggal Saccharomyces cerevisiae (PSc) dan telah diuji pada beberapa daerah di Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Hasil pengujian menunjukkan respon yang positif terhadap pertumbuhan ternak sapi, peningkatan produksi susu antara 10-15 % dan peningkatan produksi daging mencapai 20 %. Komposisi Biosuplemen Probiotik PSc terdiri dari : Mikroba Sc : 5.2 x 1011, Protein : 13-15 %, Karbohidrat : 32-35 %, Lemak : 5-10 %, Mineral dan Vitamin 1-2 %.
Dosis untuk sapi perah : 1,5 + 2,5 kg per ton pakan konsentrat, sedangkan sapi potong : 2 + 3 kg per ton pakan konsentrat. Adapun mekanisme kerjanya yaitu Psc mengontrol bakteri dalam saluran pencernaan sehingga mikroflora saluran pencernaan menjadi seimbang, merangsang produksi enzim yang diperlukan untuk pencernaan pakan ternak sehingga memudahkan proses penyerapan zat nutrisi, merangsang peningkatan nafsu makan ternak sehingga dapat meningkatkan kesehatan ternak dan produksi susu ataupun daging.
Sejauh ini belum dilaporkan efek negatif dari penggunaan PSc. Yeast Culture (YC) yang diproduksi perusahaan Diamond V. dari Amerika mengandung Saccharomyces cerevisiae yang ditumbuhkan pada media : ground yellow corn, hominy feed, corn gluten feed, wheat middlings, rye middlings, diastatic malt and corn syrup, and cane molasses. Analisa sampel YC menunjukan komposisi : crude protein 14 %, crude lemak 2,5 %, crude serat kasar 8 %, vitamin dan mineral antara lain : Vitamins Per Lb. Thiamin 5.0 mg Riboflavin 3.0 mg Pyidoxine 4.0 mg Vitamin B12 6.0 ug Minerals Calcium (Ca) 0.30 % Phosphorus (P) 0.70 % Magnesium (Mg) 0.10 % Per Lb. Manganese (Mn) 25.0 mg Iron (Fe) 60.0 mg Cobalt (Co) 0.9 mg Pasar Probiotik Beberapa jenis probiotik produksi Korea (CYC), produksi Amerika (YC, Diamond V), dan produksi beberapa negara lain seperti Inggris serta Thailand bisa ditemukan di pasar peternakan Indonesia. Tetapi data tentang captive market probiotik di Indonesia belum diketahui dengan pasti. Namun demikian melalui beberapa metoda pendekatan dapat diproyeksikan kebutuhan pasar potensial probiotik di Indonesia
Kebutuhan daging sapi nasional rata-rata per tahun mencapai 350 ribu ton, sedangkan produksi daging sapi nasional baru mencapai 34 ribu ton (± 10%) yang dipenuhi dari peternakan rakyat (sapi lokal). Kekurangan produksi daging nasional sekitar 90 % dipenuhi dari peternakan perusahaan (feedlotter) yang menggunakan sapi bakalan impor yang rata-rata per tahun mencapai 350 ribu ekor (ditjennak, 1999). Jumlah tersebut dari tingkat konsumsi daging per kapita masyarakat Indonesia yang masih tergolong rendah bila dibandingkan dengan tingkat konsumsi daging per kapita negara berkembang maupun negara maju.
Peluang untuk usaha probiotik masih terbuka lebar  di Indonesia, karena pengembangan usaha peternakan sapi potong akan membuka pasar probiotik di masa depan. Potensi pasar usaha penggemukan ternak sapi potong di Indonesia masih terbuka luas mengingat kebutuhan daging sapi masih sangat kurang. Menurut data Asosiasi Pedagang Daging dan Feedlotter Indonesia (Apfindo), setiap tahun diimpor sapi bakalan dari Australia sekitar 300 ribu ekor dengan nilai sekitar 1,5 triliun rupiah untuk digemukan dan dipotong di Indonesia atau di ekspor kembali ke negara lain seperti Arab Saudi, Singapura, Malaysia dan Filipina. Mengingat populasi sapi di Indonesia yang masih rendah sekitar 12 juta ekor, impor sapi sebesar 300 ribu akan dapat meningkatkan populasi ternak sapi di Indonesia sebesar 600 ribu. Pengiriman ternak sapi bakalan terbesar masuk ke wilayah DKI Jakarta, Jawa Barat dan Jawa Timur. Hal ini karena kebutuhan pemotongan ternak sapi yang cukup tinggi untuk ketiga wilayah tersebut di atas. Untuk DKI Jakarta pemotongan tahun 1998 mencapai 177.381 ekor sedangkan Jawa Barat sebanyak 367.486 ekor dan Jawa Timur mencapai 480.397 ekor. Sebagian besar ternak didatangkan dari luar jawa termasuk propinsi NTB dan NTT disamping dari Australia.
Dari data populasi ternak sapi, jumlah ternak sapi potong di Indonesia sekitar 12 juta ekor dan ternak sapi perah sekitar 176 ribu ekor. Berdasarkan data-data tersebut diatas bisa diproyeksikan potensi kebutuhan probiotik untuk ternak sapi. Proyeksi potensi kebutuhan probiotik untuk kedua jenis ternak tersebut bisa mencapai 22.500 ton per tahun yang setara dengan nilai $ US 73 juta.
Dari jumlah tersebut, pasar yang dapat disuplai produksi probiotik lokal sekitar 3.327 ton per tahun. Investasi Industri Probiotik Mengingat kebutuhan probiotik untuk saat ini maupun masa-masa yang akan datang guna memacu produktivitas ternak sapi lokal yang makin meningkat maka kiranya perlu dijajagi kemungkinan mendirikan usaha industri probiotik lokal. Hal tersebut disamping bermanfaat untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi lokal juga dimaksudkan untuk mengembangkan kegiatan riset produk probiotik agar bisa diterima di manca negara.
Biotek-BPPT saat ini sudah mampu memproduksi Biosuplemen Probiotik tunggal skala lab. yang hanya mencapai 5 ton per tahun. Peningkatan kapasitas produksi probiotik Biotek dapat ditingkatkan hingga mencapai 200 ton/tahun. Untuk itu diperlukan investasi tambahan sekitar Rp2.000.000.000,- yang akan dipergunakan untuk membangun plant produksi probiotik, packing dan sarana distribusi produk.
Harga produk PSc. yang ditawarkan saat ini Rp20.000,-. Keunggulan PSc. produksi Biotek-BPPT dibanding CYC dari Korea adalah harga yang lebih kompetitif dengan hasil daya kerja yang relatif sama. Sedangkan keunggulannya PSC dibanding YC produksi Amerika adalah jumlah dosis pemakaian yang relatif lebih kecil.
Begitu besarnya manfaat penggunaan mikro-organisme sebagai bahan aditif pakan ternak, pada saat ini industri pakan di berbagai negara sedang mengembangkan teknik pembudidayaan jenis-jenis bakteri, jamur dan protozoa, yang dikemas dalam bentuk pakan ternak untuk diperjualbelikan.
Penggunaan probiotik di masyarakat sudah tidak asing lagi. Sebetulnya para peternak tidak ada yang keberatan, bahkan merasa cocok dan diuntungkan dengan pemakaian Probiotik. Hanya terkadang beberapa pekerja kandang merasa memperoleh tambahan pekerjaan yaitu harus mencampur probiotik dengan pakan.
Untuk mengatasi hal tersebut, sebaiknya dalam penggunaan probiotik dan metode pemberiannya yang mudah agar tidak membingungkan dan merepotkan para peternak. Selain itu teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan probiotik, yakni dengan mengadakan penyuluhan atau ikut serta dengan para penyuluh lapangan sebulan sekali, pertemuan di balai desa dengan anggota kandang kelompok dan praktik langsung di lapangan. Teknik tersebut dapat memudahkan komunikasi dan penyampaian keluhan dan dapat mendistribusikan langsung probiotik-probiotik tersebut kepada agen-agen penjualan di berbagai desa sehingga memudahkan peternak untuk mendapatkan probiotik tersebut.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan
Dari permasalahan di atasdapat di ambil kesimpulan sebagai berikut :
  1. Cara mengurangi dan mencegah kendala yang terjadi dalam peningkatan produktivitas ternak sapi yaitu dengan mengintroduksikan suatu biosuplemen probiotik ke dalam pakan konsentrat.
  2. Biosuplemen probiotik dalam pakan konsentrat yaitu menambahkan probiotik dalam pakan konsentrat dengan komposisi atau dosis tertentu sesuai kebutuan ternak.
  3. Mekanisme kerja Biosuplemen probiotik (Psc) yaitu mengontrol bakteri dalam saluran pencernaan sehingga mikroflora saluran pencernaan menjadi seimbang, merangsang produksi enzim yang diperlukan untuk pencernaan pakan ternak sehingga memudahkan proses penyerapan zat nutrisi, merangsang peningkatan nafsu makan ternak sehingga dapat meningkatkan kesehatan ternak dan produksi susu ataupun daging.
  4. Investasi industri probiotik masih terbuka lebar mengingat kebutuhan probiotik untuk saat ini makin meningkat maka kiranya perlu dijajagi kemungkinan mendirikan usaha industri probiotik lokal.
  5. Teknik untuk lebih mensosialisasikan penggunaan probiotik di masyarakat adalah dengan mengadakan penyuluhan atau ikut serta dengan para penyuluh lapangan sebulan sekali, pertemuan di balai desa dengan anggota kandang kelompok dan praktik langsung di lapangan.

Saran

  1. Penggunaan probiotik perlu terus ditingkatkan agar dapat meningkatkan produktivitas ternak sapi.
  2. Bila produktivitas ternak sapi mampu ditingkatkan, maka dapat mendorong tercipta dan suksesnya NTB BSS.






















DAFTAR PUSTAKA




http://www.agrina-online.com/show_article.php?rid=7&aid=114011 December 2007



Tidak ada komentar:

Posting Komentar